Minggu, 28 Oktober 2012

“ Poliploidi dan Mutasi”


"MUTASI"
Mutasi adalah perubahan genetika(gen atau kromosom) dari suatu individu yang bersifat menurun.
Berdasrkan besar dan kecilnya perubahan yang terjadi pada substansi genetika, mutasi dikelompokkan menjadi 2 (dua) tipe, yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom.
1. Mutasi Gen (Gene or Point Mutation)
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada satu atau beberapa nukleotida, apabila nukleotida pada DNA tersebut mendapatkan delesi (kehilangan nukleotida akibat terlepas dari ikatannya), duplikasi (penggandaan), inverse (terbaliknya letak nukleotida), dan insersi(penyisipan).
Mutasi gen meliputi sebagai berikut:
1.      Perubahan macam basa nitrogen.
a.       Perubahan macam basa nitrogen terjadi karena peristiwa transisi dan tranversi.
1)      Transisi terjadi bila basa purin (adenine) diganti dengan purin lainnya (guanine) atau pirimidin (timin) diganti dengan pirimidin lainnya(sitosinin).
2)      Transverse terjadi bila basa purin (adenine/guanine) diganti dengan pirimidin (sitosin/timin) atau sebaliknya.
GAMBAR.
b.      Perubahan atau pergeseran kerangka nukleotida.
Perubahan atau pergeseran urutan pasangan basa nukleotida akan berpengaruh pada urutan kodon dan akhirnya mempengaruhi urutan asam amino pada polipeptida. Beberapa penyakit keturunan yang disebabkan oleh mutasi gen adalah hemofilia, dan buta warna.

Macam – macam mutasi gen sebagai berikut:
1. Mutasi tidak bermakna (nonsense mutation) : terjadi karena perubahan susunan gen pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein.
2.  Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena penambahan atau pengurangan tiga basa secara bersama – sama.
3. Mutasi bingkai (frameshift mutations) : terjadi karena penguranagan satu/beberapa atau penambahan pasangan basa secara bersama – sama.

2.      Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan struktur dan jumlah kromosom yang sebagian besar diakibatkan oleh kesalahan dalam meosis dan sedikit dalam mitosis. Mutasi kromosom dapat terjadi karena perubahan jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom
a.       Perubahan Jumlah kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom disebut ploidi. Perubahan jumlah kromosom dapat berubah euploidi dan eneuploidi.
1)      Euploidi adalah perubahan jumlah set kromosom pada n-nya.
Berdasarkan jumlah perangkat kromosomnya, ada 3 jenis euploidi, sebagai berikut:
a)      Monoploidi yaiut organisme yang memilki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Contih bakteri, fungi, jamu dan lebah madu jantan.
b)      Diploid yaitu organisme yang memilki dua genom (2n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Contoh pada sebagian besar organisme eukariotik.
c)      Poliploidi yaitu organisme yang memiliki kromosom lebih dari dua genom, misalnya triploid (4n kromosom), tetraploid (4n kromosom) dan heksaploid )6n kromosom)
Ploiploidi ada 2 (dua) macam sebagai berikut:
(1)   Autopoliploidi yaitu poliploid yang terjadi pada kromosom homolog, misalnya semangka tanpa biji.
(2)   Alopoliploidi yaitu poliploid yang terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica. 
2)      Aneuploid (aneusomik) adalah perubahan jumlah kromosom yang terjadi tanpa melibatkan seluruh perangkat kromosom (genom), tetapi hanya menyangkut satu genom atau satu kromosom.
Aneuploid dapat terjadi karena anaphase lag dan nondisjunction.
a)      Anaphase lag adalah tidak melekatnya kromatid pada gelendong pembelahan pada saat meiosis.
b)      Nondisjunction yaitu peristiwa gagal berpisah pada kromosom homolog yang terjadi pada saat anaphase miosisi I.
Macam – macam aneuploid:
a)      Monosomik (2n – 1): mutasi karena kekurangan satu kromosom
b)      Nulisomik (2n – n): mutasi karena kekurangan dua kromosom
c)      Trisomik (2n + n): mutasi karena kelebihan satu kromosom
d)     Tetrasomik (2n + n): mutasi karena kelebihan dua kromosom
b.      Perubahan Struktur Kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom disebut aberasi. Ada 6 macam aberasi, sebagai berikut:
1)      Inverse
Peristiwa berubahnya urutan gen pada satu kromosom. Inverse dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)      Inverse Perisentrik yaitu inverse yang terjadi pada kromosom yang memiliki sentromer
b)      Inverse Parasentrik yaitu inverse yang terjadi pada kromosom yang tidak memiliki sentromer
2)      Delesi (Defisiensi)
Mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Delesi dibedakan menjadi 4 macam, sebagai berikut:
a)      Delesi terminal yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya ujung segmen kromosom
b)      Delesi interkalar yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya bagian tengah kromosom
c)      Delesi cincin yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya segmen kromosom sehinngga terbentuk lingkaran seperti cincin
d)     Delesi loop yaitu delesi cinicin yang membentuk lengkungan pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain (homologlain) yang tetap normal.
3)      Duplikasi
Mutasi karena kelebihan jumlah kromosom.
Misalnya akibat dari duplikasi dalam satu perangkat kromosom terdapat dua segmen kromosom, sehingga jumlah gennya dua kali dibanding kromosom normal.
4)      Translokasi
Mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom nonhomolog.
Translokasi dibedakan menjadi 3 macam, sebagai berikut:
a)      Translokasi tunggal : terjadi jika ujung kromosom patah dan patahnya bersambung dengan ujung kromosom lain yang bukan homolognya.
b)      Translokasi perpindahan: terjadi jika kromosom patah pada dua tempat, patahan kromosom akan bersambung dengan kromosm lain yang bukan homolognya.
c)      Translokasi resiplok : terjadi jika dua buah kromosom patah pada tempat tertentu. Kemudian patahan tersebut saling bertukar tempat.
5)      Katenasi
Mutasi kromoosom yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujung – ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
  • Berdasarkan factor penyebabnya, mutasi dapar dibedakan menjadi mutasi alami dan mutasi buatan.
1.      Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi yang terjadi secara alami atau dengan sendirinya. Biasanya, organisme hasil mutasi (mutan) bersifat letal atau merugikan organisme lain. Jika mutan hasil mutasi alami dapat bertahan hidup, mutan tersebut akan menjadi varietas baru. Dihasilkannya keturunan baru melalui proses mutasi alami ini merupakan salah satu mekanisme evolusi biologi.
Contoh mutagen yang menyebabkan mutasi alami antara lain sinar ultraviolet, sinar radioaktif yang terdapat dialam, pancaran sinar kosmis, dan kesalahn sewaktu replikasi DNA.
2.      Mutasi buatan
Mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia.
Dalam melakukan mutasi buata, manusia menggunakan 3 macam mutagen, yaitu mutagen fisika, mutagen kimia, dan mutagen biologi.
a.       Mutagen fisika, antara lain suhu, radiasi sinar X, radiasi gamma, radiasi beta, partikel neutron, dan partikel dari akselerator (alat pemercepat).
b.      Mutagen kimia, antara lain gas metana, kafein, methanol, kolkisin, nikotin, asam nitrit, digitonin, pestisida, dan hidrosil amino.
c.       Mutagen biologi, antara lain virus dan bakteri.
Mutasi juga adapt dibedakan dari sudut pandang yang berbeda.
  • Macam – macam mutasi berdasarkan sel yang mengalami mutasi.
a.       Mutasi somatic yaitu mutasi yang terjadi pada sel – sel soma(sel tubuh) dan mutasi ini tidak diwariskan kepada keturunannya.
b.      Mutasi germinal yaitu mutasi yang terjadi pada sel – sel kelamin didalam gonad dan mutsi ini dapat diwariskna kepada keturunannya.
  • Macam – macam mutasi berdasarkan sifat genetiknya.
a.       Mutasi dominan yaitu mutasi yang tampak pengaruhnya dalam keadaan heterozigot.
b.      Mutasi resesif yaitu mutasi pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam keasaan heterozigot, kecuali resecif tertaut seks.
  • Macam – macam mutasi menurut arah mutasinya.
a.       Mutasi maju (forward mutation) yaitu mutasi dari fenotipe normal menjadi abnormal.
b.      Mutasi balik (back mutation) yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipr normal.




Selasa, 23 Oktober 2012

Sejarah, Penyebaran dan Morfologi Kopi


1)   Kopi
·         Sejarah dan Penyebaran
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Bermula di Afrika
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
                       

Kopi di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini agar para pemuja tetap terjaga.Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.
Kopi Mencapai Pasar Eropa Dan Masuk Ke Indonesia
Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan.Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.
·         Morfologi
Sistem Percabangan
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Sistem Perakaran
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
                        Bunga dan Buah
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.
                       
Jenis Cabang
1.      Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
2.      Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.



3.      Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
4.      Cabang Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
5.      Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
6.      Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
7.      Cabang Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
                       
Bunga Kopi
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.
Bunga kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.
Buah
Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk  (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman kopi.                                   
·         Taksonomi
Tanaman kopi merupakan kelompok tumbuhan berbentuk pohon dalam marga Coffea. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies tanaman tetapi hanya 3 jenis yang memiliki nilai ekonomis bagi manusia sehingga dibudidayakan oleh masyarakat, yaitu Robusta, Arabica dan Liberica. Kedua jenis tanaman kopi yakni, Robusta & Arabica, umumnya dibudidayakan di Indonesia – termasuk di Papua.
Ø  Kopi Arabika (Coffea arabica)
Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.
Ciri-ciri Kopi Arabika:
a)      Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
b)      Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
c)      Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
d)     Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
e)      Kopi arabika juga terkenal pahit.
f)       Umumnya berbuah sekali dalam setahun.
g)      Beberapa varietas kopi yang termasuk kopi arabika dan banyak diusahakan di Indonesia antara lain; Abesinia, Pasumah, Marago Type dan Congensis. Jenis-Jenis Kopi yang termasuk Golongan Arabika :
Ø  Kopi Robusta (Coffea Robusta)
Menguasai 30 persen pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.
Ciri - ciri Kopi Robusta :
a)      Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
b)      Bau yang dihasilkan khas dan manis.
c)      Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.
d)     Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.
e)      Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika, tetapi lebih tinggi daripada kopi liberica.
f)       Beberapa varietas yang termasuk kopi robusta antara lain Quillou, Uganda, dan Chanephora.
Ø  Kopi Ekselsa, Racemosa, Dan Liberica (African Coffee)
Merupakan jenis kopi yang berada di antara arabika dan robusta. Kopi tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Ø  Kopi Liberika (Coffea Liberica)
Kopi liberika adalah jenis kopi yang berasal dari liberia,afrika barat. Kopi liberika dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Di abad-19, jenis kopi ini didatangkan ke indonesia untuk menggantikan kopi arabika yang terserang oleh hama penyakit.
Ciri - ciri Kopi Liberika antara lain :
1)      Ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan robusta.
2)      Cabang priemer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
3)      Agak peka terhadap penyakit HV.
4)      Kualitas buah relatif rendah.
Produksi sedang, (4,-5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%
Berbuah sepanjang tahun.
5)      Ukuran buah tidak merata/tidak seragam
Tumbuh baik di dataran rendah.
6)      Beberpa varietas kopi liberika yang pernah didatangkan di Indonesia antara lain : Ardoniana, Durvei.