Minggu, 28 Oktober 2012

“ Poliploidi dan Mutasi”


"MUTASI"
Mutasi adalah perubahan genetika(gen atau kromosom) dari suatu individu yang bersifat menurun.
Berdasrkan besar dan kecilnya perubahan yang terjadi pada substansi genetika, mutasi dikelompokkan menjadi 2 (dua) tipe, yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom.
1. Mutasi Gen (Gene or Point Mutation)
Mutasi gen adalah mutasi yang terjadi pada satu atau beberapa nukleotida, apabila nukleotida pada DNA tersebut mendapatkan delesi (kehilangan nukleotida akibat terlepas dari ikatannya), duplikasi (penggandaan), inverse (terbaliknya letak nukleotida), dan insersi(penyisipan).
Mutasi gen meliputi sebagai berikut:
1.      Perubahan macam basa nitrogen.
a.       Perubahan macam basa nitrogen terjadi karena peristiwa transisi dan tranversi.
1)      Transisi terjadi bila basa purin (adenine) diganti dengan purin lainnya (guanine) atau pirimidin (timin) diganti dengan pirimidin lainnya(sitosinin).
2)      Transverse terjadi bila basa purin (adenine/guanine) diganti dengan pirimidin (sitosin/timin) atau sebaliknya.
GAMBAR.
b.      Perubahan atau pergeseran kerangka nukleotida.
Perubahan atau pergeseran urutan pasangan basa nukleotida akan berpengaruh pada urutan kodon dan akhirnya mempengaruhi urutan asam amino pada polipeptida. Beberapa penyakit keturunan yang disebabkan oleh mutasi gen adalah hemofilia, dan buta warna.

Macam – macam mutasi gen sebagai berikut:
1. Mutasi tidak bermakna (nonsense mutation) : terjadi karena perubahan susunan gen pada kodon (triplet) dari asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein.
2.  Mutasi ganda tiga (triplet mutation) : terjadi karena penambahan atau pengurangan tiga basa secara bersama – sama.
3. Mutasi bingkai (frameshift mutations) : terjadi karena penguranagan satu/beberapa atau penambahan pasangan basa secara bersama – sama.

2.      Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah perubahan struktur dan jumlah kromosom yang sebagian besar diakibatkan oleh kesalahan dalam meosis dan sedikit dalam mitosis. Mutasi kromosom dapat terjadi karena perubahan jumlah kromosom dan perubahan struktur kromosom
a.       Perubahan Jumlah kromosom
Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan jumlah kromosom disebut ploidi. Perubahan jumlah kromosom dapat berubah euploidi dan eneuploidi.
1)      Euploidi adalah perubahan jumlah set kromosom pada n-nya.
Berdasarkan jumlah perangkat kromosomnya, ada 3 jenis euploidi, sebagai berikut:
a)      Monoploidi yaiut organisme yang memilki satu genom (n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Contih bakteri, fungi, jamu dan lebah madu jantan.
b)      Diploid yaitu organisme yang memilki dua genom (2n kromosom) dalam sel tubuhnya.
Contoh pada sebagian besar organisme eukariotik.
c)      Poliploidi yaitu organisme yang memiliki kromosom lebih dari dua genom, misalnya triploid (4n kromosom), tetraploid (4n kromosom) dan heksaploid )6n kromosom)
Ploiploidi ada 2 (dua) macam sebagai berikut:
(1)   Autopoliploidi yaitu poliploid yang terjadi pada kromosom homolog, misalnya semangka tanpa biji.
(2)   Alopoliploidi yaitu poliploid yang terjadi pada kromosom non homolog, misalnya Rhaphanobrassica. 
2)      Aneuploid (aneusomik) adalah perubahan jumlah kromosom yang terjadi tanpa melibatkan seluruh perangkat kromosom (genom), tetapi hanya menyangkut satu genom atau satu kromosom.
Aneuploid dapat terjadi karena anaphase lag dan nondisjunction.
a)      Anaphase lag adalah tidak melekatnya kromatid pada gelendong pembelahan pada saat meiosis.
b)      Nondisjunction yaitu peristiwa gagal berpisah pada kromosom homolog yang terjadi pada saat anaphase miosisi I.
Macam – macam aneuploid:
a)      Monosomik (2n – 1): mutasi karena kekurangan satu kromosom
b)      Nulisomik (2n – n): mutasi karena kekurangan dua kromosom
c)      Trisomik (2n + n): mutasi karena kelebihan satu kromosom
d)     Tetrasomik (2n + n): mutasi karena kelebihan dua kromosom
b.      Perubahan Struktur Kromosom
Mutasi karena perubahan struktur kromosom disebut aberasi. Ada 6 macam aberasi, sebagai berikut:
1)      Inverse
Peristiwa berubahnya urutan gen pada satu kromosom. Inverse dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)      Inverse Perisentrik yaitu inverse yang terjadi pada kromosom yang memiliki sentromer
b)      Inverse Parasentrik yaitu inverse yang terjadi pada kromosom yang tidak memiliki sentromer
2)      Delesi (Defisiensi)
Mutasi karena kekurangan segmen kromosom. Delesi dibedakan menjadi 4 macam, sebagai berikut:
a)      Delesi terminal yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya ujung segmen kromosom
b)      Delesi interkalar yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya bagian tengah kromosom
c)      Delesi cincin yaitu delesi yang menyebabkan hilangnya segmen kromosom sehinngga terbentuk lingkaran seperti cincin
d)     Delesi loop yaitu delesi cinicin yang membentuk lengkungan pada waktu meiosis, sehingga memungkinkan adanya kromosom lain (homologlain) yang tetap normal.
3)      Duplikasi
Mutasi karena kelebihan jumlah kromosom.
Misalnya akibat dari duplikasi dalam satu perangkat kromosom terdapat dua segmen kromosom, sehingga jumlah gennya dua kali dibanding kromosom normal.
4)      Translokasi
Mutasi yang mengalami pertukaran segmen kromosom ke kromosom nonhomolog.
Translokasi dibedakan menjadi 3 macam, sebagai berikut:
a)      Translokasi tunggal : terjadi jika ujung kromosom patah dan patahnya bersambung dengan ujung kromosom lain yang bukan homolognya.
b)      Translokasi perpindahan: terjadi jika kromosom patah pada dua tempat, patahan kromosom akan bersambung dengan kromosm lain yang bukan homolognya.
c)      Translokasi resiplok : terjadi jika dua buah kromosom patah pada tempat tertentu. Kemudian patahan tersebut saling bertukar tempat.
5)      Katenasi
Mutasi kromoosom yang terjadi pada dua kromosom nonhomolog yang pada waktu membelah menjadi empat kromosom, saling bertemu ujung – ujungnya sehingga membentuk lingkaran.
  • Berdasarkan factor penyebabnya, mutasi dapar dibedakan menjadi mutasi alami dan mutasi buatan.
1.      Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi yang terjadi secara alami atau dengan sendirinya. Biasanya, organisme hasil mutasi (mutan) bersifat letal atau merugikan organisme lain. Jika mutan hasil mutasi alami dapat bertahan hidup, mutan tersebut akan menjadi varietas baru. Dihasilkannya keturunan baru melalui proses mutasi alami ini merupakan salah satu mekanisme evolusi biologi.
Contoh mutagen yang menyebabkan mutasi alami antara lain sinar ultraviolet, sinar radioaktif yang terdapat dialam, pancaran sinar kosmis, dan kesalahn sewaktu replikasi DNA.
2.      Mutasi buatan
Mutasi yang terjadi dengan campur tangan manusia.
Dalam melakukan mutasi buata, manusia menggunakan 3 macam mutagen, yaitu mutagen fisika, mutagen kimia, dan mutagen biologi.
a.       Mutagen fisika, antara lain suhu, radiasi sinar X, radiasi gamma, radiasi beta, partikel neutron, dan partikel dari akselerator (alat pemercepat).
b.      Mutagen kimia, antara lain gas metana, kafein, methanol, kolkisin, nikotin, asam nitrit, digitonin, pestisida, dan hidrosil amino.
c.       Mutagen biologi, antara lain virus dan bakteri.
Mutasi juga adapt dibedakan dari sudut pandang yang berbeda.
  • Macam – macam mutasi berdasarkan sel yang mengalami mutasi.
a.       Mutasi somatic yaitu mutasi yang terjadi pada sel – sel soma(sel tubuh) dan mutasi ini tidak diwariskan kepada keturunannya.
b.      Mutasi germinal yaitu mutasi yang terjadi pada sel – sel kelamin didalam gonad dan mutsi ini dapat diwariskna kepada keturunannya.
  • Macam – macam mutasi berdasarkan sifat genetiknya.
a.       Mutasi dominan yaitu mutasi yang tampak pengaruhnya dalam keadaan heterozigot.
b.      Mutasi resesif yaitu mutasi pada organisme diploid tidak akan diketahui selama dalam keasaan heterozigot, kecuali resecif tertaut seks.
  • Macam – macam mutasi menurut arah mutasinya.
a.       Mutasi maju (forward mutation) yaitu mutasi dari fenotipe normal menjadi abnormal.
b.      Mutasi balik (back mutation) yaitu mutasi yang dapat mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipr normal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar