Selasa, 23 Oktober 2012

Sejarah, Penyebaran dan Morfologi Kopi


1)   Kopi
·         Sejarah dan Penyebaran
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab qahwah yang berarti kekuatan, karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini.
Bermula di Afrika
Era penemuan biji kopi dimulai sekitar tahun 800 SM Pada saat itu, banyak orang di Benua Afrika, terutama bangsa Etiopia, yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh. Penemuan kopi sendiri terjadi secara tidak sengaja ketika penggembala bernama Khalid mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian. Ia pun mencoba memasak dan memakannya. Kebiasaan ini kemudian terus berkembang dan menyebar ke berbagai negara di Afrika, namun metode penyajiannya masih menggunkan metode konvensional. Barulah beberapa ratus tahun kemudian biji kopi ini dibawa melewati Laut Merah dan tiba di Arab dengan metode penyajian yang lebih maju.
                       

Kopi di Arab
Bangsa Arab yang memiliki peradaban yang lebih maju daripada bangsa Afrika saat itu, tidak hanya memasak biji kopi, tetapi juga direbus untuk diambil sarinya. Pada abad ke-13, umat Muslim banyak mengonsumsi minuman kopi ini agar para pemuja tetap terjaga.Kepopuleran kopi pun turut meningkat seiring dengan penyebaran agama Islam pada saat itu hingga mencapai daerah Afrika Utara, Mediterania, dan India.
Kopi Mencapai Pasar Eropa Dan Masuk Ke Indonesia
Pada masa ini, belum ada budidaya tanaman kopi di luar daerah Arab karena bangsa Arab selalu mengekspor biji kopi yang infertil (tidak subur) dengan cara memasak dan mengeringkannya terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan budidaya tanaman kopi tidak memungkinkan.Barulah pada tahun 1600-an, seorang peziarah India bernama Baba Budan berhasil membawa biji kopi fertil keluar dari Mekah dan menumbuhkannya di berbagai daerah di luar Arab.
Biji kopi dibawa masuk pertama kali ke Eropa secara resmi pada tahun 1615 oleh seorang saudagar Venesia. Ia mendapatkan pasokan biji kopi dari orang Turki, namun jumlah ini tidaklah mencukupi kebutuhan pasar. Oleh kerena itu, bangsa Eropa mulai membudidayakannya. Bangsa Belanda adalah salah satu negara Eropa pertama yang berhasil membudidayakannya pada tahun 1616. Kemudian pada tahun 1690, biji kopi dibawa ke Pulau Jawa untuk dikultivasi secara besar-besaran. Pada saat itu, Indonesia masih merupakan negara jajahan Kolonial Belanda.
·         Morfologi
Sistem Percabangan
Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.
Sistem Perakaran
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.
Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.
                        Bunga dan Buah
Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.
                       
Jenis Cabang
1.      Cabang Reproduksi (cabang orthrotrop)
Cabang reproduksi adalah cabang yang tumbuhnya tegak dan lurus. ketika masih muda cabang ini juga sering disebut wiwilan. Cabang ini berasal dari tunas reproduksi yang terdapat di setiap ketiak daun pada batang utama atau cabang primer. Setiap ketiak daun bisa mempunyai 4-5 tunas reproduksi, sehingga apabila cabang reproduksi mati bisa diperbaharui sebanyak 4-5 kali. Cabang ini mempunyai sifat seperti batang utama, sehingga bila suatu ketika batang utama mati atau tidak tumbuh sempurna, maka fungsinya dapat digantikan oleh cabang ini.
2.      Cabang Primer (cabang plagiotrop)
Cabang primer adalah cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan berasal dari cabang primer. Pada setiap ketiak daun hanya mempunyai satu tunas primer, sehingga apabila cabang ini mati, ditempat itu sudah tidak dapat tumbuh cabang primer lagi. Cabang primer mempunyai ciri-ciri (1). arah pertumbuhannya mendatar, (2). Lemah, (3). berfungsi sebagai penghasil bunga karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata atau tunas yang dapat tumbuh menjadi bunga.
Setiap ketiak daun pada cabang primer mempunyai tunas reproduksi dan tunas sekunder. Tunas reproduksi dapat tumbuh menjadi cabang reproduksi, demikian pula tunas sekunder dapat tumbuh menjadi cabang sekunder. Namun demikian tunas reproduksi dan tunas sekunder tersebut biasanya tidak berkembang menjadi cabang, melainkan tumbuh dan berkembang menjadi bunga.



3.      Cabang Sekunder
Cabang sekunder adalah cabang yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder. cabang ini mempunyai sifat seperti cabang primer sehingga dapat menghasilkan bunga.
4.      Cabang Kipas
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada cabang primer karena pohon sudah tua. Pohon yang sudah tua biasanya hanya tinggal mempunyai sedikit cabang primer karena sebagian besar sudah mati dan luruh. Cabang yang tinggal sedikit ini biasanya terletak diujung batang dan mempunyai pertumbuhan yang cepat sehingga mata reproduksinya tumbuh cepat menjadi cabang-cabang reproduksi. Cabang reproduksi ini sifatnya seperti batang utama dan sering disebut sebagai cabang kipas.
5.      Cabang Pecut
Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu membentuk cabang primer, meskipun tumbuhnya cukup kuat.
6.      Cabang Balik
Cabang Balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada cabang priemer, berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan menuju ke dalam mahkota tajuk.
7.      Cabang Air
Cabang air adalah cabang reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang dan lunak atau banyak mengandung air.
                       
Bunga Kopi
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.
Bunga kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang ± 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.
Bunga kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.
Buah
Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 (tiga) bagian lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk  (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 (satu) butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali. Biji ini terdiri dari atas kulit biji dan lembaga. Lembaga atau sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman kopi.                                   
·         Taksonomi
Tanaman kopi merupakan kelompok tumbuhan berbentuk pohon dalam marga Coffea. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies tanaman tetapi hanya 3 jenis yang memiliki nilai ekonomis bagi manusia sehingga dibudidayakan oleh masyarakat, yaitu Robusta, Arabica dan Liberica. Kedua jenis tanaman kopi yakni, Robusta & Arabica, umumnya dibudidayakan di Indonesia – termasuk di Papua.
Ø  Kopi Arabika (Coffea arabica)
Kopi yang berasal dari Brasil dan Etiopia ini menguasai 70 persen pasar kopi dunia. Kopi arabika memiliki banyak varietas, tergantung negara, iklim, dan tanah tempat kopi ditanam. Anda bisa menemukan kopi toraja, mandailing, kolumbia, brasilia, dan lain sebagainya. Antara kopi arabika yang satu dan yang lain punya perbedaan rasa.
Ciri-ciri Kopi Arabika:
a)      Aromanya wangi sedap mirip percampuran bunga dan buah. Hidup di daerah yang sejuk dan dingin.
b)      Memiliki rasa asam yang tidak dimiliki oleh kopi jenis robusta.
c)      Memiliki bodi atau rasa kental saat disesap di mulut.
d)     Rasa kopi arabika lebih mild atau halus.
e)      Kopi arabika juga terkenal pahit.
f)       Umumnya berbuah sekali dalam setahun.
g)      Beberapa varietas kopi yang termasuk kopi arabika dan banyak diusahakan di Indonesia antara lain; Abesinia, Pasumah, Marago Type dan Congensis. Jenis-Jenis Kopi yang termasuk Golongan Arabika :
Ø  Kopi Robusta (Coffea Robusta)
Menguasai 30 persen pasar dunia. Kopi ini tersebar di luar Kolumbia, seperti di Indonesia dan Filipina. Sama seperti arabika, kondisi tanah, iklim, dan proses pengemasan kopi ini akan berbeda untuk setiap negara dan menghasilkan rasa yang sedikit banyak juga berbeda.
Ciri - ciri Kopi Robusta :
a)      Memiliki rasa yang lebih seperti cokelat.
b)      Bau yang dihasilkan khas dan manis.
c)      Warnanya bervariasi sesuai dengan cara pengolahan.
d)     Memiliki tekstur yang lebih kasar dari arabika.
e)      Kualitas buah lebih rendah daripada kopi arabika, tetapi lebih tinggi daripada kopi liberica.
f)       Beberapa varietas yang termasuk kopi robusta antara lain Quillou, Uganda, dan Chanephora.
Ø  Kopi Ekselsa, Racemosa, Dan Liberica (African Coffee)
Merupakan jenis kopi yang berada di antara arabika dan robusta. Kopi tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Ø  Kopi Liberika (Coffea Liberica)
Kopi liberika adalah jenis kopi yang berasal dari liberia,afrika barat. Kopi liberika dapat tumbuh setinggi 9 meter dari tanah. Di abad-19, jenis kopi ini didatangkan ke indonesia untuk menggantikan kopi arabika yang terserang oleh hama penyakit.
Ciri - ciri Kopi Liberika antara lain :
1)      Ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi arabika dan robusta.
2)      Cabang priemer dapat bertahan lebih lama dan dalam satu buku dapat keluar bunga atau buah lebih dari satu kali.
3)      Agak peka terhadap penyakit HV.
4)      Kualitas buah relatif rendah.
Produksi sedang, (4,-5 ku/ha/th) dengan rendemen ± 12%
Berbuah sepanjang tahun.
5)      Ukuran buah tidak merata/tidak seragam
Tumbuh baik di dataran rendah.
6)      Beberpa varietas kopi liberika yang pernah didatangkan di Indonesia antara lain : Ardoniana, Durvei.

Pemulia Tanaman


Pemuliaan Tanaman
A. Definisi Pemulian Tanaman
·         Pemuliaan tanaman adalah rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan danpengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru danmempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. (Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman)
·         Pemuliaan tanaman adalah suatu teknologi dan seni untuk memanipuasi gen dan kromosom atau kemampuan genetik tanaman sehingga sifat-sifat tanaman tersebut menjadi mulia dan lebih bergunasesuai dengan keperluan manusia yang selalu meningkat (Ahmad Baehaki dalam Nani Hermiati 2000.Diktat Kuliah Pengantar Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD Bandung)
·         Pemuliaan tanaman adalah ilmu tentang perubahan susunan genetic sehingga memperoleh tanaman yang menguntungkan manusia (Poespodarsono Sumardjo. 1988. Dasar-dasar ilmu oemuliaantanaman.PAU IPB-Lembaga sumberdaya informasi IPB).
Sehingga pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai suatu metode yang secara sistematik merakit keragaman genetic menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi manusia.

B.     Tujuan Pemulian Tanaman
·         Tujuan utama dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Pemuliaan padi, misalnya, pernah diarahkan pada peningkatan hasil, tetapi sekarang titik berat diarahkan pada perakitan kultivar yang toleran terhadap kondisi ekstrem (tahan genangan, tahan kekeringan, dan tahan lahan bergaram) karena proyeksi perubahan iklim dalam 20–50 tahun mendatang. Tujuan pemuliaan akan diterjemahkan menjadi program pemuliaan.
Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
·         Menurut Allard (1960), tujuan pemuliaan tanaman secara umum dapat dirinci menjadi lima yaitu:
1.      Merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi
2.      Mengembangkan varietas yang lebih baik untuk lahan pertanian baru (seperti lahan marginal)
3.      Mengembangkan varietas baru yang tahan terhadap hama dan penyakit.
4.      Perbaikan kharakter agronomik dan hortikulturik tanaman.
5.      Peningkatan kualitas hasil tanaman.

C.     Manfaat Pemulian Tanaman
1.      Peningkatan produktivitas
Dengan diciptaknya varietas genjah dan berdaya hasil tinggi, maka produktivitas
pertanian dapat ditingkatkan perkesatuan luas (ha) dan perkesatuan waktu (tahun).
2.      Perluasan daerah produksi.
Dengan merubah sifat tertentu tanaman, maka daerah produksinya dapat diperluas, seperti: pada lahan marginal.
3.      Penggunaan varietas hibrida (hybrid vigor).
Dengan diketemukannya varietas hibrida produksi pertanian dapat ditingkatkan,
seperti pada tanaman pangan (terutama jagung), hortikultura (cabai besar, tomat,
melon, semangka)
4.      Tahan terhadap hama dan penyakit
Varietas unggul baru yang dihasilkan diharapkan toleran/ tahan terhadap hama dan penyakit, seperti diketemukannya tanaman padi varietas IR-36, IR-64, IR-66,
IR-72 toleran terhadap hama wereng dan penyakit virus.
5.      Peningkatan kualitas.
Varietas unggul yang dihasilkan diharapkan memiliki kualitas hasil tinggi, untuk dapat memenuhi kebutuhan industri dan masyarakat yang makin maju. Misalnya varietas semangka (tanpa biji, rasa manis, warna daging buah menarik), durian bangkok varietas Cane dan Montong (daging buah tebal, aroma tidak terlalu
tajam, rasa anak dan manis).
6.      Kesesuaian terhadap mesin pemanenan
Varietas-varietas yang dihasilkan sebaiknya berbatang pendek, sehingga sesuai
dengan mesin pemanenan.

D.    Kendala dan Permasalahan dalam Pemuliaan Tanaman
1.      Jumlah pemulia tanaman yang ada relatif sedikit (± 600 orang) bila dibandingkan dengan komoditas yang harus ditangani. Ditambah dengan kualitas dan pengalaman SDM yang sangat beragam. Selain itu juga, upaya terencana untuk meningkatkan kemampuan terhadap perkembangan iptek pemuliaan yang relatif minim (training, shortcourse, workshop dll). Pendekatan yang bisa dilakukan adalah perbanyak pelatihan atau training, dengan melibatkan perhimpunan profesi pemulia (Peripi) ataupun lembaga pendidikan.
2.      Peralatan dan mesin pertanian untuk mendukung upaya pemuliaan, produksi, prosesing (pengeringan, seed treatment, quality control dll), serta distribusi benih/bibit masih sangat terbatas dan umumnya dibawah standard. Upaya pengadaan, peremajaan alat dan mesin menjadi keharusan.
3.      Dukungan dana yang tidak stabil dan tidak sinambung, umumnya masih tergantung dari proyek, bukan dana rutin. Riset pemuliaan/perbenihan yang memerlukan investasi yang cukup besar dan lama, dimulai dari proses penemuan kultivar yang tepat sampai uji multilokasi. Karena ketiadaan dukungan dana ini maka sering kali program pemuliaan suatu komoditas menjadi tidak sinambung.
4.      Akses terhadap pustaka mutakhir yang masih minim di Indonesia. Belum semua institusi pemerintah memiliki akses yang luas terhadap jurnal-jurnal ilmiah yang baik ataupun jurnal ilmiah internasional.
5.      Pemuliaan molekuler masih sangat terbatas dilakukan. Padahal potensi untuk merakit kultiva dengan beragam tujuan terbuka luas. Hal ini terjadi karena:
Masih terbatas penelitian molekuler hulu (downstream), baik intensitas maupun kualitasnya yang mendukung kegiatan pemuliaan molekuler (untuk transfer gen), yaitu dalam bidang genomics, baik struktural (penentuan sekuens DNA/ struktur protein) ataupun fungsional (penentuan fungsi gen/protein dan interaksinya), seperti: identifikasi, isolasi dan karakterisasi sekuens DNA dari genom suatu tanaman, masih sangat sedikit dilakukan di negara kita.
6.      Ketiadaan peralatan, rendahnya akses terhadap jurnal-jurnal ilmiah bertaraf internasional, sumberdaya manusia yang terlatih masih sangat sedikit, ditambah dukungan dana yang masih sangat kecil dan tidak kontinyu merupakan sebagian kendala yang kita hadapi. Sebagai akibatnya para peneliti di Indonesia masih sangat tergantung terhadap hasil penelitian para peneliti asing, dan lembaga-lembaga asing lainnya (perusahaan bioteknologi ataupun lembaga riset internasional), yang umumnya telah dipatenkan. Kondisi seperti ini harus segera diakhiri, kuncinya adalah dukungan dana riset yang besar dan kontinyu untuk penelitian-penelitian genomics ini.
7.      Sosialisasi UU No. 29 tahun 2000 tentang PVT, belum berjalan seperti yang diharapkan. Petani ataupun masyarakat awam masih belum memahami Hak Perlindungan Varietas Tanaman yang diatur dalam UU tersebut. Beberapa kali terjaid konflik antara petani dengan perusahaan benih.
8.      Kebijakan pemerintah dalam hal perbenihan tidak selalu sejalan dengan keinginan pihak swasta. Beberapa prosedur untuk melepas varietas, untuk tanaman semusim yang akan dilepas sebagai varietas unggul baru perlu diuji mutlilokasi sedikitnya 6 unit pengujian selama 2 musim tanam atau 3 unit per musim tanam (2 kali setahun) dan dilakukan 2 kali pengujian berturut-turut ditempat yang sama (Ditjen Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1999). Hal demikian, seringkali dipandang memberatkan dan tidak efisien bagi pengusaha.

Rabu, 11 Juli 2012

Sakura tumbuh di Indonesia

Tahukah kalian wahai sahabat?
Bunga Sakura tumbuh di Negara tercinta kita Indonesi..
Bunga berwarna merah muda yang cantik dan unik ini mulai menampakkan diri lagi di Kebun Raya Cibodas. Pada akhir bulan Juni 2011 bunga sakura muncul seiring dengan cuaca cerah yang menyelimuti Kebun Raya Cibodas.
Pohon sakura berbunga setahun sekali di Jepang, di akhir bulan Maret sampai awal bulan April di saat cuaca mulai hangat. Berbeda dengan bunga sakura yang berada di Kebun Raya Cibodas, bunga sakura dapat mekar dua kali dalam satu tahun yaitu antara bulan Januari-Februari dan bulan Juli-Agustus. Saat ini bunga sakura di KRC mekar untuk kedua kalinya di Tahun 2011. Sebelumnya bunga ini mekar sesaat pada awal Februari 2011, karena faktor cuaca yang ekstrim membuat bunga sakura tidak lama muncul. Ada enam pohon sakura yang mekar di beberapa wilayah KRC yang merupakan salah satu koleksi yang sangat indah yaitu sakura jenis Prunus cerasoides yang berasal dari Pegunungan Himalaya. Koleksi bunga sakura lainnya berada di Sakura Garden.


Sahabat ternyata bunga Sakura juga tumbuh di Jawa timur lho...
tepatnya di Bendungan Selorejo, Desa Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang.
Bunga yang mempunyai nama latin Prunus Serrulata sekarang tumbuh dan berbunga lebat. Jumlahnya baru enam buah.

"Ditanam oleh salah satu konsultan Jepang yang membangun bendungan itu," kata Sekretaris Jasa Tirta I Kota Malang, Harianto, kemarin.

Menurut Harianto, untuk menjaga kelestarian bunga tersebut, Jasa Tirta mengembangbiakkan melalui stek, cangkok dan biji. "Pembiakan yang berhasil ternyata melalui biji," ujarnya.

Harianto menjelaskan, jika sekarang laboratorium Kultur Jaringan Perum Jasa Tirta sudah berhasil
mengembangkan biakan bibit sakura sebanyak 25 bibit.
Bibit ini membutuhkan waktu dua bulan untuk perkecambahan. Bunga ini rencananya akan ditanam di sejumlah kantor Divisi Jasa Tirta Kota Malang.

Sumber : Tempo Interaktif

Gimana Sahabat? jadi g perlu jauh - jauh ke Jepang kalau ingin melihat Bunga Sakuara kan???, karena negara kita yang subur nan asri ini juga berpotensi untuk pertumbuhan dan perkembangan bunga Sakura,,,,

Trimzzzztt....
hehehe

Jumat, 06 Juli 2012

Keindahan Bunga Sakura Lambangkan Keindahan dan Kecantikan..

Berbicara mengenai bunga sakura pansti semua mata akan tertuju pada Negara Jepang, Bunga Sakura seolah dilambangkan sebagai keidentikan dengan negara tersebut. Faktanya memang jepang merupakan Nergara dengan Varian Bunga Sakura terbanyak Kurang lebih 200 varian, meskipun demikian bunga sakura tidak hanya hidup dinegara jepang melainkan ia dapat hidup di negar Cina, Jerman, Korea dan Canada.
bagi masyarakat jepang Bunga Sakura bukan hanya sebagai lambang negara tersebut tetapi di ibaratkan sebagai suatu sifat yang harus dimiliki oleh masyarakat negar tersebut.Bunga Sakura dijepang identik dengan seorang perempuan, kehidupan dan kematian.
Selain itu bunga sakuara dianggap sebagai pembawa rezeki dan keberuntungan, ada satu hal yang menarik dari tradisi bunga sakura dijepang yakni: Pada upacara pernikahan dan perayaan tradisional lainnya dijepang ada tradisi yang diharuskan meminum sup bunga sakura yang direbus dengan kelopak bunga sakura dalam wadah keramik yang diman punya makna untuk menyerap keberuntungan yang terkandung dalam makna bunga sakura tersebut.


saya mengutip dari salah satu blog, dimana Bunga Sakura terdebut memilki makna sebuah JANJI: blog tersebut mengatakan bahwa BUNGA SAKUARA SAAT MEKAR TANPA PAMRIH, TANPA BEBAN APAPUN, DENGAN KETULUSAN MEMBERIKAN KEPUASAN DAN KEKAGUMAN PADA SETIAP ORANG UNTUK MENIKMATINYA. GUGURNYA BUNGA SAKURA AKAN SANGAT DISAYANGKAN BANYAK ORANG. HIDUP BUNGA SAKURA BAK CERMIN KEBERHASILAN SESEORANG, BEGITU KITA MATI MAKA ORANG AKAN KEHILANGAN(blog: Kumala)


Setelah menelaah sedikit mengenai bunga sakura, tahukah kalian sahabat apa sebenarnya arti dari Bunga Sakura ???


Bunga Sakura dalam bahasa inggris disebut Cherry Blossom yaitu nama yang merujuk pada pokok - pokok hiasan ceri, disebut demikian karena buah sakura yang menyerupai buah ceri, masyarakat jepang menyebutnya sebagai Sakuranbo. dalam bahasa jepang sendiri Sakura berasal dari kata Saku dan Ra, Saku dalam bahasa Jepang bermakna mekar dan Ra dalam bahasa jepang merupakan kata jamak. Sedangkan dalam bahasa ilmiah bunga sakura disebut Prunus Jamasakura.
Bunga Sakura merupakan bunga nasional di jepang dengan berbagai macam jenis, jenis yang terkenal dijepang adalah Prunus Yedoenensis (berwarna merah mudan dan putih), Sakura Hutan (berwarna merah muda dan putih), Yammazakura (berwarna putih), Yaezakura (berwarna putih atau ungu kemerahan), Shidarezakura (yang rantingnya jatuh seperti pohon wellow dan bunga berwarna merah) dll. 


1.  Prunus Yedoenensis





2.  Sakura Hutan





3. Yammazakura





4.  Yaezakura





5. Shidarezakura





Bunga Sakura ditanam berkelompok. saat berbubga, maka pohon akan berbunga secara serempak, karena pohon bunga sakura tudak berdaun maka yang akan terlihat hanyalah hamparan bunga yang indah.


Periode berbunganya pohon sakura ini sangat pendek, saya kutib dari blog " dijepang ada ada suatu kiasan yakni 7 hari bunga sakura, yang berarti Sejak sakura mulai mekar, lalu kemudian layu kembali, waktunya 7 sampai 10 hari. dan keseluruhan pohon sakura sejak bunga pertama mulai mekar hingga seluruh bunganya layu kurang lebih memakan waktu satu sengah bulan.





Namun secara umum mekarnya bunga sakura bulan maret hingga april, yang juga bertepatan denga awal masuknya sekolah dan masuk kerjanya masyarakat jepang yang merupakan satu titik balik terbesar dalam kehidupan manusi, oleh karena itu bunga sakura melambangkan masa depan yang penuh sinar cerah dan harapan.


Inilah sedikit info yang dapat Cahay Nurul berikan untuk sahabat - sahabat sekalina...
Terimakasih...